Alkohol sering kali menjadi subjek berbagai mitos dan kesalahpahaman di masyarakat. Salah satu mitos yang paling umum adalah bahwa alkohol dapat menghangatkan tubuh. Banyak orang percaya bahwa minuman beralkohol bisa memberikan rasa hangat saat tubuh terpapar cuaca dingin. Padahal, meskipun alkohol memberikan sensasi hangat sementara, itu sebenarnya menyebabkan pelebaran pembuluh darah di bawah kulit, yang meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit. Ini justru menyebabkan tubuh kehilangan panas lebih cepat, meningkatkan risiko hipotermia di lingkungan dingin.
Mitos lain yang beredar smkganeshaubud.sch.id adalah bahwa alkohol membantu tidur lebih nyenyak. Banyak orang menganggap bahwa alkohol dapat mempercepat proses tidur. Walaupun alkohol dapat membuat seseorang tertidur lebih cepat, kualitas tidur mereka biasanya terganggu. Alkohol mengganggu siklus tidur REM (Rapid Eye Movement), yang merupakan fase tidur yang penting bagi pemulihan tubuh dan otak. Hal ini mengakibatkan tidur yang tidak nyenyak, dengan orang yang mengonsumsi alkohol cenderung terbangun lebih sering di malam hari.
Selain itu, ada anggapan bahwa alkohol tidak memiliki kalori. Faktanya, alkohol mengandung sekitar 7 kalori per gram, yang lebih banyak daripada karbohidrat atau protein. Oleh karena itu, minuman beralkohol dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak. Selain kalori, alkohol juga dapat meningkatkan nafsu makan, yang bisa mendorong konsumsi makanan berkalori tinggi, yang berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Untuk memahami dampak alkohol dengan lebih baik, penting untuk membedakan mitos dari fakta. Mengetahui bagaimana alkohol mempengaruhi tubuh memungkinkan kita untuk mengonsumsinya secara bijak dan menghindari dampak negatif terhadap kesehatan jangka panjang.