Mengenal Toleransi Alkohol dan Cara Kerjanya di Tubuh

Memahami Toleransi Alkohol dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

Toleransi alkohol, sesuai dengan namanya, merujuk pada kemampuan tubuh untuk merespons dan mengatasi efek alkohol. Seiring bertambahnya frekuensi konsumsi, tubuh akan semakin terbiasa dengan alkohol. Akibatnya, seseorang mungkin perlu minum lebih banyak untuk mencapai efek yang sama. Faktor-faktor seperti genetika, jenis kelamin, usia, dan kesehatan fisik juga mempengaruhi tingkat toleransi seseorang terhadap alkohol.

Dr. Irwanto, seorang ahli biomedis di Universitas Indonesia, menegaskan bahwa, "Genetika memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan sejauh mana seseorang dapat menoleransi alkohol. Ada varian genetik yang membuat beberapa orang lebih rentan terhadap efek negatif alkohol daripada yang lain." Oleh karena itu, wajar jika toleransi alkohol bervariasi antar individu.

Namun, perlu diingat bahwa tingkat toleransi alkohol yang tinggi tidak berarti tubuh Anda kebal terhadap efek negatif alkohol. Bahkan, mereka yang memiliki toleransi tinggi mungkin lebih berisiko mengalami masalah kesehatan jangka panjang.

Bagaimana Alkohol Bekerja di Tubuh dan Efeknya Terhadap Kesehatan

Alkohol diserap oleh tubuh melalui sistem pencernaan dan masuk ke aliran darah. Dari sana, alkohol menyebar ke seluruh tubuh, termasuk otak. Di sini, alkohol mempengaruhi sistem saraf pusat, menghasilkan sensasi rileks dan euforia yang sering dikaitkan dengan minuman beralkohol.

Namun, efek ini hanya sementara. Dalam jangka panjang, konsumsi alkohol dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Menurut Dr. Anindita, spesialis penyakit dalam di RS Cipto Mangunkusumo, "Konsumsi alkohol dalam jumlah besar dan jangka waktu yang lama dapat merusak organ vital seperti hati dan otak. Selain itu, juga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan beberapa jenis kanker."

Dalam banyak kasus, kerusakan yang ditimbulkan oleh alkohol bersifat permanen. Oleh karena itu, sangat penting untuk minum dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Ingatlah bahwa meski Anda mungkin merasa tidak terganggu oleh efek alkohol, bukan berarti efeknya tidak ada. Faktanya, semakin tinggi toleransi Anda terhadap alkohol, semakin tinggi pula risiko Anda mengalami masalah kesehatan jangka panjang. Jadi, tetaplah waspada dan jangan biarkan toleransi Anda menipu Anda.

By admin